Mengapa Harga BBM Harus Naik dan Seharusnya Tidak?
Kenaikan BBM
lagi-lagi mengancam rakyat Indonesia yang tergolong kurang mampu. Layaknya anak
ayam yang menjerit-jerit menanti makanan dari induknya, rakyat Indonesia
menderita lahir dan batin. Ribuan mahasiswa di tanah air berkoar-koar
menyuarahkan aspirasi mereka. Entah akan didengarkan suara rakyat melalui
dirinya, atau hanya akan dianggap dinamika dari negeri demokrasi oleh para
pejabat yang akan segera dilupakan. bagaikan ludah yang kau tak akan menoleh
lagi padanya, begitu pula dengan nasib rakyat yang sebentar lagi akan menderita
setelah BBM dinaikkan. Ironisnya rakyat Indonesia sangat mudah lupa terhadap
sebuah moment termasuk kenaikan BBM. Setelah
BBM naik massa akan memberontak anarki dan tentunya hal ini sudah
menjadi bagian dari rancangan antisipasi pemerintah. Dengan kepintaran yang
dimiliki oleh pemerintah, mereka meyakini bahwa lambat laun rakyat akan
terbiasa dengan kenaikan BBM dan melupakan gejolak dalam proses kenaikannya,
hingga pada akhirnya menjadi investasi besar pada pendapatan negara indonesia.
Pro dan kontra kenaikan harga BBM selalu menjadi buah
bibir masyarakat ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Berikut beberapa
argumen:
1. Alasan mengapa Harga (Pengurangan subsidi BBM) mesti
dinaikkan atau dilakukan versi pemerintah;
Pertama. Menurut Koordinator Perekonomian Hatta
Rajasa di Jakarta pengurangan subsidi BBM dilakukan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat. Beliau mengatakan bahwa
sekitar 70% pengguna BBM bersubsidi adalah dari kalangan menengah ke atas.
Jadi, keputusan untuk menaikkan harga BBM sudah menjadi langkah yang tepat.
Bila tak dilakukan, maka pemerintah akan kehabisan dana APBN untuk masyarakat
mampu.
Kedua. Jika BBM tidak dinaikkan, maka akan
mengancam APBN negara yang semakin menjadi beban sehingga pembangunan
berkurang. Menurut ketua fraksi partai demokrat
Jafar Hafsah mengatakan, kenaikan BBM
bersubsidi sudah tidak bisa dihindari
lantaran harga minyak dunia sudah di atas 115 dollar AS per barrel.
Padahal, kata dia, asumsi harga minyak di APBN 2012 hanya 90 dollar AS per
barrel.
2. Argumen yang tidak setuju kenaikan harga BBM
Pertama kenaikan harga BBM dapat menyebabkan
harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, bahkan dua kali kenaikan. Kenaikan harga
pertama disebabkan oleh isu kenaikan BBM dan kenaikan kedua setelah harga BBM
itu sendiri telah dinaikkan. Ironisnya penurunan harga pokok tidak sejalan
dengan pengurangan harga BBM. Seperti pada tahun sebelumnya dimana BBM dinaikkan
sampai 3 kali dan diturunkan sampai 3 kali lagi (Lihat iklan Kampanye SBY
periode lalu) setelah BBM turun, harga tidak seketika menurun. Contohnya saja
harga beras, ingatkah Anda berapa harga beras sebelumnya? Inilah yang menjadi
permasalahan bagi masyarakat kita yang cenderung cepat melupakan masa lalu yang
tanpa mereka sadari telah menjadi penyebab penderitaan kini. Namun, bagi
pemerintah justru penyakit cepat lupa ini menjadi kesempatan emas
untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat (katanya)seperti yang disebutkan oleh Koordinator
Perekonomian Hatta Rajasa.
Sebenarnya ada banyak keganjilan pada argumen pemerintah
yang setuju dengan kenaikan BBM dikatakan bahwa kenaikan BBM untuk menlindungi
masyarakat yang kurang mampu, lantaran menurut pemerintah 70% subsidi BBM
selama ini Cuma digunakan oleh orang mampu. Jika memang seperti itu, maka
rasanya tidak ada alasan untuk menaikkan harga BBM. Kemudian dari, itu saya
sendiri pernah menggunakan kupon BBM gratis yang saya dapatkan dari pejabat
daerah yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Apakah kupon ini yang dimaksud
dengan subsidi bagi orang mampu? Entahlah, sebagai rakyat biasa kami hanya bisa
mempercayakan kepada pemerintah yang terhormat yang tentunya tidak mau melihat
rakyatnya menderita di atas kemewahan mereka.
Kedua. Alasan pemerintah untuk menaikkan BBM
untuk mengurangi beban APBN lantaran minyak dunia yang mengalami kenaikan
harga, sehingga tidak ada jalan lain selain menaikan harga BBM dinilai kurang
tepat. Hal itu disebabkan karena pemerintah dinilai kurang mampu untuk melihat
potensi yang ada di Indonesia ; tidak tegas mengambil kebijakan dan cenderung
memikirkan pemasukan terbesar bagi negara tanpa mempertimbangkan kelangsungan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan pertamina yang
telah menemukan sumur Donggi Sulawesi Tengah yang menembus angka produksi di
atas 17 juta kubik per hari (MMSCFD). Sayangnya
pertamina tidak mengalokasikan sumber daya ini untuk Indonesia, malainkan
mengekspornya ke negara-negara tetangga di tengah keadaan masyarakat yang
mengeluhkan harga kenaikan BBM. Sudah jelas bahwa pemerintah tidak pernah
serius pada kesejahteraan masyrakat, mereka selalu mengatakan bahwa tidak jalan
lain selain menaikkan harga BBM, mungkin mereka buta sehingga tidak tegas dalam
membuat kebijakan.Lagi pula, jika kita berpatokan pada harga minyak dunia
lantas BBM dinaikkan tentunya ini telah menyalahi Undang-Undang yang mengatakan
bahwa kenaikan harga BBM di dalam negeri tidak dipengaruhi oleh kenaikan harga
minyak dunia.
teraimaksih atas partisipasiya,, shingga BBM kenaikannya di tunda,,,,,,, mudah-mudahan kita semua lebih cermat dalam mengambil keputusan....
ReplyDelete