Sebelum Merokok ke Perokok
Sebelum saya menjelaskan lebih jauh mengenai topik pada kali ini, saya ingin mengatakan bahwa data yang saya akan paparkan nanti jelas adanya. Semuanya saya ambil dari fakta yang ada dilapangan dan juga diperkuat dengan wawancara yang telah saya lakukan.
Ok langsung pada intinya.
Mari kita lihat pandangan agama mengenai rokok itu sendiri, seperti yang kita ketahui bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah ingin mengharamkan yang namanya rokok, tapi akhirnya tidak jadi juga karena kelihatannya rokok sudah mendapatkan tempat istimewa di paru-paru setiap orang, termasuk beberapa dari anggota MUI itu sendiri. Jadi masalah haram tau tidaknya roko itu sendiri masih menjadi kontroversi sampai sekarang ini.
Satu lagi hal yang meneyebabkan rokok dibiarkan beredar begitu saja di negara kita ini. Rokok adalah penghasil pemasukan negara kedua terbesar dinegara kita setelah BBM, jadi wajar saja apabila negara kita membiarkan virus ringan ini beredar ditengah masyarakat. Dan saya rasa apabila negara ingin menerima fatwa dari MUI yang menyatakan rokok itu haram, negara pasti akan berpikir 7 kali untuk menerimanya.
Sekarang bagaimana dengan pandangan masyarakat itu sendiri. Semua yang akan anda baca nantinya adalah hasil dari wawancara yang pernah saya lakukan. Pada kesempatan kali ini dibutuhkan opini dari orang yang tidak merokok dan seorang perokok, namun pada kali ini saya hanya memaparkan opini dari satu orang saja yaitu seorang perokok. Mengapa demeikian?, sebab seorang perokok pasti pernah menjadi orang yang tidak merokok sebelumnya, iyakan. Saya punya kenalan yang bernama Retno biasa dipanggil eno, dia seorang cowok dan perokok, pertanyaan saya padanya seperti ini.
“sebelum kamu menjadi seorang perokok, bagaimna anggapanmu terhadp orang yang merokok itu?” lantas ia menjawab bahwa orang yang merokok itu menurutnya identik dengan yang namanya kenakalan, lantas saya kembali bertanya, kemudian bagaimana anggapannya mengenai orang yang merokok itu setelah dia menjadi perokok apakah memang identik dengan kenakalan, ia menjawab tidak juga, karena menurutnya rokok kini sudah menjadi kebutuhan pokoknya. Wah ngeri juga yah mendengarnya. Rokok sebagai kebutuhan pokok, bagaimana yah nantinya nasib paru-paru kita?. Kemudian saya bertanya lagi, apa yang mempengaruhinya sehingga merokok dan dia menjawab faktor lingkungan karena ikut-ikutan dengan teman hingga akhirnya ketagihan, tapi memang sih kebanyakan dari orang juga mengatakan demikian bahwa mereka merokok juga karena dipengaruhi oleh lingkungan, lingkungan memang berbahaya.
Rokok memang telah menyebabkan kontroversi di masayarakat, tapi dimana-mana yang namanya merokok pastilah tidak baik, tidak usah dijelaskan mengapa, karena saya tahu pasti bahwa anda semua pasti sudah bosan membaca atau mendengar bahaya dari merokok itu sendiri. Diantara sekian banyak opini saya juga mendapatkan opini yang mengatakan bahwa roko itu bisa digunakan sebagaisaran dalam bergaul. Tekadang ada individu yang merokok karena hanya ingin bisa lebih enjoy dengan teman yang baru ia kenal. Beberapa tema pun mengatakan bahawa orang yang seperti ini merokok hanya untuk gaya gayaan aja, supaya dibilang maco atau mungkin agar disegani oleh orang lain, ha... memang banyak orang yang aneh di negara kita ini, sala satunya ialah mereka.
Intinya sebagai penulis yang baik, saya tetap menyarankan anda untuk tidak merokok dan bagi orang yang telah terlanjur merokok belajar sedikit-sedikit untuk berhenti merokok, tapi ini hanya saran kok, masalah anda ingin hidup lama itukan ada di tangan anda masing-masing, saya hanya bisa menyarankan.
Akhir kata terima kasih. Teruslah hidup sehat, agar kamu bisa hidup lebih lama dan menikmati segala hasil jerih payahmu, jangan samapi uangmu habis lantaran digunakan untuk berobat.
Terima kasih sudah berkunjung di
0 komentar:
Post a Comment