Kontroversi Pacaran





Dunia remaja tidak lengkap rasanya jika tidak diwarnai oleh yang namanya suka dukanya pacaran. Bagi yang tidak setuju untuk pernyataan tersebut tidak apa-apa, saya juga kurang setuju dengan pernyataan tersebut, namanya saja opini kita boleh setuju atau pun tidak setuju. Tentunya di luar sana juga pasti ada juga yang setuju akan pacaran dengan berbagai alasan atau opini yang bermunculan, hal inilah yang menyebabkan terjadinya suatu kontroversi antara pihak yang setuju akan pacaran maupun yang tidak. Berikut beberapa opini yang berhasil saya rampung dari curhat teman-teman. Kita mulai dari orang yang setuju pacaran dulu yah?
Pertanyaannya sepeti ini, apa sih enaknya pacaran? nah bagaimana jika pertanyaan seperti ini juga dilontarkan kepada anda, apa yang akan anda jawab? Cukup sulit mendapatkan jawaban yang spontan dari teman-teman saya jika diberi pertanyaan yang seperti
itu. Kebanyakan dari mereka sendiri juga bingung mau menjawab apa, ada yang mengatakan bahwa enaknya punya pacar karena kita bisa memiliki orang yang bisa diajak curhat atau ngobrol dan berbagi pengalaman satu sama lain, ada juga diantara mereka yang pacaran hanya untuk have fun saja dengan pacarnya dan ada pula yang mengatakan pengusir kesepian pengisi waktu bahkan ada juga yang menjawab lucu, saat kutanya ia menjawab begini.
“Biar nggak rugi punya sms gratis tiap hari” katanya




Masih banyak lagi yang menjawabnya aneh tapi maksudnya semuanya sama, namun jika saya boleh berpendapat bahwa sebenarnya semua alasan yang mereka ungkapkan mengenai apa enaknya pacaran tidak jauh beda dari apa fungsi seorang teman itu sendiri. Entahlah dengan anda mau berpendapat bagaimana, namanya juga opini, setiap orang pasti berbeda-beda.
Sekarang mari kita masuk kedalam dunia orang-orang yang mengatakan tidak untuk pacaran.
Yah Yah Yah. Santai saja yah bacanya, supaya lebih enjoy dan lebih luwes.
Orang-orang yang mengatakan tidak untuk pacaran memberikan respond yang lebih baik dalam menjawab pertanyaan ketimbang bagi kaum yang setuju akan pacaran. Merekapun juga memiliki berbagai opini yang beragam. Pertanyaan saya seperti ini.
“Kenapa tidak mau pacaran?”
Ada yang mengatakan dosa atau bukan muhrim, pacaran dilarang oleh agama katanya, ada juga yang bilang buang-buang waktu, bikin sakit hati dan sebagainya. Namun ada satu fakta di lapangan yang membuktikan bahwa mereka yang telah mengatakan hal seperti itu, kok pada kenyataannya jika ada kesempatan mereka pacaran juga tuh, aneh memang aneh dan inilah yang menjadi senjata bagi para orang yang setuju akan pacaran apabila berdebat dengan orang yang tak ingin berpacaran yaitu kata Munafik. Tapi meski kita ketahui juga bahwa beberapa di antaranya memang memegang teguh prinsipnya Pacaran no way! Ada pula alasan lain mengatakan bahwa cinta itu tak mesti memiliki. Apakah anda tersebut dengan opini tersebut? Jikalau menurut saya sendiri pendapat pernyataan bahwa cinta itu tak mesti memiliki, saya masih ragu jika menyetujuinya. Sebab berdasarkan pengalaman yang ada, cinta itu memang indah, cinta itu tak dapat dibendung kedatangannya, mencintai dan menyayangi seseorang adalah suatu keindahan tersendiri, hiburan batin tersendiri. Rasa cemburu juga terkadang muncul, biasanya kita bertanya seperti ini dalam hati, mengapa orang yang kucintai bisa lebih dekat dengan orang lain sedangkan dengan saya sendiri tidak? Disinilah rasa ingin memiliki itu muncul, kita selalu merasa tenang apabila orang yang kita cintai itu ada di samping kita berbicara dan tertawa berbagi bersama. Saya tidak tahu bagaimana dangan anda sekalian tapi bagiku hal itu merupakan suatu kedamaian sendiri di hati.
Kembali ke pengalaman lagi. Setelah kita punya pacar, awalnya memang indah, tapi lama kelamaan entah mengapa kok rasanya bahan pembicaraan itu semakin sempit tidak seperti pada saat kita masih berteman sebelumnya. Mengapa demikian? Anda pasti punya gambaran tersendiri untuk menjawabnya, namun saya akan sedikit mencoba membantu.
Bandingkanlah pada saat sebelum anda pacaran dan sesudah status anda berubah menjadi pacaran. Waktu berteman bahan pembicaraan kita lebih luas, kita leluasa bisa membicarakan apapun dan label kita pada saat itu kita masih berteman dan juga pada saat itu kita lebih terbuka, kemudian bandingkanlah setelah anda berpacaran, bandingkan saat anda memandangnya, saat kita berbicara dengannya atau saat kita secara tidak sengaja berpapasan dengannya, apakah ada perbedaan sikap jika dibandingka saat anda masih berteman dengannya? Tentu saja ada, salah satunya yaitu pembicaran yang kita lakukan lebih sempit dibandingkan pembicaraa saat kita masih berteman, setelah status anda pacaran dengannya, terkadang obrolan tidak terlalu jauh dari masalah Makan, Di mana, Ngapain, Dengan siapa, dan sebagainya. Pertanyaan tersebut sering muncul di dalam pesan elektronik dalam hal ini sms, sedangkan pada saat kita bercakap langsung terkadang kita kehabisan bahan, merasa bosan lalu kemudian putus.
Putus juga terkadang memberikan dampak negative dari pacaran, memang sih tergantung dari putusnya bagaimana dulu, apakah putusnya baik-baik atau mereka putus karena sebelumnya terjadi masalah antara meraka berdua, hal seperti inilah yang dikhawatirkan karena kebanyakan dari mereka yang putusnya karena suatu masalah tertentu taruhlah selingkuh misalnya, terkadang apabila mereka tidak sengaja berpapasan dengan sang mantan, mereka berkecenderungan untuk menghindarinya.
“Mantan sekaligus musuhku” yah mungkin inilah ungkapan yang tepat untuk mewakili rasa sakit hati atas perbuatan pacar anda terdahulu.
Benar kan?
Hmmm, may be yes, may be no, semuanya tergantung personnya masing-masing.
Sekarang ayo kita kembali pada opini yang mendukung akan pacaran. Saya pernah mendapatkan kiriman sms yang isinya seperti ini
“lagian apa sih enaknya pacaran”, terus saya balas dengan mengatakan
“saya juga ragu, tapi satu hal yang saya pahami bahwa pacaran mengajarkan orang untuk dapat saling memahami dan memiliki. Belajar Merasakan yang namanya meninggalkan dan ditinggalkan, gunanya yaitu pengalaman untuk dijadikan pedoman pada hubungan selanjutnya. Dengan kata lain kita dapat menyiapkan satu pemecahan masalah jika masalah tersebut kembali muncul.
Semuanya kembali saya serahkan kepada anda-anda sekalian, mau masuk pada golongan orang-orang yang setuju atau malah memilih untuk berada pada golongan orang-orang yang tidak setuju akan pacaran.
Huffft..., memang kalau berbicara masalah pacaran pasti nggak bakal ada habisnya semua orang memiliki pemahaman tersendiri akan hal tersebut. Saya pernah mengatakan kepada teman saya yang menanyakan kenapa saya tidak mau pacaran dengan si dia (orang yang betul-betul saya cintai), kenudian saya menjawab. “ saya tidak mau pacaran dengannya karena pacaran akan ada yang namanya putus dan saya tidak mau putus dengan orang-orang yang benar-benar saya cintai”. Begitulah yang kukatakan, terserah anda mau menaggapinya bagaimana.
Sebelum saya mengakhiri artikel ini, bagaimanakah anda menanggapi pernyataan di bawah ini
“Tak peduli kau milik siapa yang penting senyummu selalu menghiasi hariku”
So, pacaran atau tidak pacaran saya serahkan sepenuhnya kepada anda.
Wassalam
Terima kasih sudah berkunjung di Bassicor.blogspot.com

0 komentar:

Post a Comment