14 February 2011
kurang tidur semalam, akhirnya berdampak juga siang ini. kiri kanan belakang semua sibuk. entah apa yang mereka bicarakan. aku terlalu lelah dengan duniaku. tiba-tiba seorang wanita menawarkan tiga buah coklat di tangannnya. baik juga pikirku. bersamaan ku ambil sebuah cokelat dari tangannya terlempar sebuah kalimat yang cukup membuatku tercengan
Rp. 3000 rupiah de'. sudahlah pikirku mau di apain lagikan.kirain tadinya gratis.
ya sudahlah melayanglah kau 3000. seperti sebuah takdir ketika cokelat itu ku pandangi dengan perutku. aku teringat dengan orang yang paling sayang sama aku. ku putuskan saja untuk memberikan cokelat ini padanya.
susah payah ku jaga cokelat itu dari tangan-tangan jahil yang mencoba merebut. tak peduli dengan guyonan mereka merayuku.
"cokelat ini memang untuk orang yang sangat menyayangi saya kenapami?"
kataku dengan tatapan tajam semuanya terdiam. aku baru sadar dengan apa yang telah aku lakukan. tidak seharusnya saya membentak mereka. tapi mau bagaimana lagi. aku tidak mau cokelat yang ku jaga ini di renggut oleh mereka.
penantian berkahir. seakan terbuka sebuah jalan di hadapanku. aku melaju secepat yang kubisa. akan ku berikan cokelat ini padanya.
begitu kulihat wajahnya ku katakan padanya
"ibu orang bilang ini hari ini hari kasih sayang, semuanya memberikan cokelat pada orang yang mereka sayangi, saya sayang sama ibu dan mungkin cokelat ini bisa mewakili sara sayangku sama ibu"
ibuku menjawab
"tidak usah repot-repot, itu sana," katanya sambil menunjuk
"tunjukkan rasa sayangmu itu dengan mencuci semua piring dari kemarin belum di cuci"
aku tak berkata apa-apa hanya mengikuti perintahnya saja, namun sempat ku menoleh
kulihat kedua bola mata ibuku berbinar, namun cepat ia mengusapnya. itulah ibuku yang setiap sore selalu mengupas bawang.........
Rp. 3000 rupiah de'. sudahlah pikirku mau di apain lagikan.kirain tadinya gratis.
ya sudahlah melayanglah kau 3000. seperti sebuah takdir ketika cokelat itu ku pandangi dengan perutku. aku teringat dengan orang yang paling sayang sama aku. ku putuskan saja untuk memberikan cokelat ini padanya.
susah payah ku jaga cokelat itu dari tangan-tangan jahil yang mencoba merebut. tak peduli dengan guyonan mereka merayuku.
"cokelat ini memang untuk orang yang sangat menyayangi saya kenapami?"
kataku dengan tatapan tajam semuanya terdiam. aku baru sadar dengan apa yang telah aku lakukan. tidak seharusnya saya membentak mereka. tapi mau bagaimana lagi. aku tidak mau cokelat yang ku jaga ini di renggut oleh mereka.
penantian berkahir. seakan terbuka sebuah jalan di hadapanku. aku melaju secepat yang kubisa. akan ku berikan cokelat ini padanya.
begitu kulihat wajahnya ku katakan padanya
"ibu orang bilang ini hari ini hari kasih sayang, semuanya memberikan cokelat pada orang yang mereka sayangi, saya sayang sama ibu dan mungkin cokelat ini bisa mewakili sara sayangku sama ibu"
ibuku menjawab
"tidak usah repot-repot, itu sana," katanya sambil menunjuk
"tunjukkan rasa sayangmu itu dengan mencuci semua piring dari kemarin belum di cuci"
aku tak berkata apa-apa hanya mengikuti perintahnya saja, namun sempat ku menoleh
kulihat kedua bola mata ibuku berbinar, namun cepat ia mengusapnya. itulah ibuku yang setiap sore selalu mengupas bawang.........
0 komentar:
Post a Comment