In Kendari; Day 5

Dingin kembali menyelingkup. Aku dibangunkan oleh nenekku, untuk berziarah ke kuburan kakekku yang meninggal pada bulan desember 2009 lalu. Aku nenek dan sepupuku yang berumur Sembilan tahun, bertiga mengendarai sebuah motor yang kami pinjam dari Om ku menuju kuburan kakek. Kuburan yang sangat sederhana, hanya dipagari sebuah batu karang yang disusun sedemikian rupa. Di atas tanah kuburan tertutup daun-daun dari pohon cokelat. Selesai membaca doa, aku dan sepupuku beranjak meninggalkan makam.
Malam harinya, tibalah hari yang ditunggu-tunggu oleh adikku. Hari ini ulang tahunnya akan dirayakan. Tapat jam delapan malam para tamu telah memadati rumah. Bingung tidak tahu mau buat apa aku naik ke lantai dua untuk menonton film. Selesainya aku kembali, namun keramaian makin menjadi-jadi hingga dimulailah acara inti. Peniupan lilin dan pemotongan kue sambil diiringi lagu ulang tahun, aku hanya bisa tersenyum menyaksikan mereka. Berangsur-angsur akhirnya keriuhan redah pula. Aku bosan. Kenapa tidak ada acara siram siramnya. Kalau perlu buang saja ke laut orang yang ulang tahun. Aku segera mengambil segelas air mineral meminumnya sedikit. Kemudian menumpahkannya pada kepala adikku, membasahi baju barunya. Semua temannya langsung mengkerumuni meramaikan hiasan-hiasan di wajah dan pakaian adikku. Akhirnya acaranya seru. Pikirku. Aku beranjak dan pergi ke dermaga menikmati kesendirianku ditemani bintang –bintang.

0 komentar:

Post a Comment